اللحمد لله الذي عافانا مما ابتلاه به, وفضلنا على كثير ممن خلق تفضيلا

Pembaca yang di rahmati Allah, benar tidak, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak tolong kita?

Kalau taufik untuk Shalat, untuk baca Quran, untuk berzikir, untuk berselawat, bukan sebuah pertolongan. Dan tidak dianggap sebagai sebuah pertolongan. Lalu apalagi yang namanya pertolongan hadirin?

ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها

"Dua rakaat salat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya."

Lalu kita dikasih taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk salat sunah fajar...
Lalu kita mengatakan: "Allah tidak tolong kita!" 
Bukankah itu bentuk su'udzon dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala?!

Ini bukan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak tolong. Ini karena kita tidak mengerti apa makna 'Pertolongan'.
Bukankah banyak dokter yang memotong tangan pasiennya? Atau memotong kaki pasiennya. Lalu setelah pasien itu siuman, alih-alih marah, marah-marah sama dokter itu. Justru dia mengatakan: "Terima kasih dok! semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala membalas kebaikanmu dan semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberkahimu." Kenapa kita mendoakan sang dokter itu? Karena kita semua sepakat itu adalah sebuah bentuk pertolongan. Untuk menghindari hal yang jauh lebih parah lagi. Jadi yang membuat kita depresi sangat lama, bukan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak memberikan pertolongan. Tapi karena kita buruk sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman Surat al-Fath ayat 6 yang berbunyi,

وَيُعَذِّبَ ٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلْمُشْرِكِينَ وَٱلْمُشْرِكَٰتِ

"Dan Allah mengazab orang-orang yang munafik, laki-laki dan wanita. Orang musyrik, laki-laki dan wanita..."

Apa salah satu karakter dan sifatnya?

ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوْءِ

"...Mereka itu buruk sangka kepada Allah..."

Berhenti sampai di sini ayat itu? Tidak!

عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ ٱلسَّوْءِ

"...Mereka akan mendapatkan giliran kebinasaan yang sangat buruk..."

وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ

"...Allah murka sama mereka,..."

وَلَعَنَهُمْ

"...Allah melaknat mereka..."

Bagaimana kita bisa tenang? Orang, kita hidup dengan kemurkaan-kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan laknat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ

"...dan Allah persiapkan jahanam,..."

وَسَآءَتْ مَصِيرًا

"...dan itu tempat kembali yang sangat buruk."

Bukankah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, bahwa "Tidaklah seorang hamba berdoa tanpa ada unsur dosa dan (memutuskan) silaturahmi, kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala kabulkan dengan 1 dari 3 cara."
Yang pertama: ",أن يعجل له في الدنيا"
Allah Subhanahu wa Ta'ala segerakan di dunia, permintaannya."
Yang kedua: ",أن يدخرها له في الآخره"
Allah Subhanahu wa Ta'ala simpan nanti di akhirat."
Yang ketiga: "أت يصف عنه من السوء مثلهاز"
Allah Subhanahu wa Ta'ala palingkan bencana yang senilai dari permintaannya."

Jangan-jangan ketika kita su'udzon dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lalu kita merasa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak peduli dengan kita. Padahal di detik itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah kasih kita istana di Surga. Allah Subhanahu wa Ta'ala beri kita di dunia. Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah beri di Surga. Eh, kita su'dzon  sama Allah Subhanahu wa Ta'alaNa'udzubillah tsumma na'udzubillah.

Oleh karena itu istigfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Taubat kepada Rabbul'alamiin. Dan teruslah ingat:

وَمَا خَلَقَتُ الْجِنِّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Tidaklah aku diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah."

Wallahu a’lam bi ashawab.
Cukup sampai di sini dulu... baarakallahu fiikum.


***
Tulisan ini awalnya berbentuk video kemudian dijadikan artikel.
Versi video silakan klik di sini
Sumber Artikel: ronalabiyyu.my.id
Penyusun: Admin