Terdapat berbagai amalan saleh yang dapat dilakukan oleh seorang muslim, seperti melaksanakan salat sunah, berbuat baik kepada orang tua, dan sebagainya. salat merupakan ibadah yang sangat penting. Demikian pula, berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi seorang anak. Pertanyaannya adalah manakah yang lebih utama antara salat sunah dan berbakti kepada kedua orang tua?

Kita tentu sudah mengetahui beberapa keutamaan salat malam, salat tahajud, atau salat sunah secara umum. Salah satu keutamaan salat malam adalah bahwa salat ini merupakan salat yang paling utama setelah salat wajib.

Namun, terdapat amalan yang setara atau bahkan lebih utama daripada salat malam, yaitu pahala berbakti kepada orang tua. Cara berbakti kepada orang tua adalah dengan berperilaku baik terhadap mereka. Salah satu contohnya adalah dengan memijat kaki ibu. Inilah salah satu bentuk berbakti kepada ibu yang dilakukan oleh ulama Muhammad bin al-Munkadir.

Mari kita simak cerita singkat tentang bagaimana beliau menghabiskan malamnya untuk berbakti kepada ibunya. Semoga cerita ini dapat memotivasi kita untuk lebih memperhatikan kedua orang tua kita.

Salah satu seorang salaf bernama Muhammad Ibnu al-Munkadir mengatakan: 

قال محمدُ بن المنكدَر: ‌بَتَ ‌أَغْمِزُ ‌رجل ‌أُمِّي ‌وباتَ عُمَرُ يُصَلي! وما يسرني أن ليلتي بليلته

“Semalam suntuk kupijat kaki ibuku. Sedangkan saudaraku Umar semalam suntuk mengerjakan salat. Aku tidaklah gembira andai malamku digantikan dengan malam saudaraku.”[1]

Beliau mengajarkan kepada kita bahwa bakti kepada orang tua memiliki pahala yang jauh lebih besar daripada mengerjakan amalan sunah. Memijat kaki ibu adalah bentuk amal salih yang memiliki manfaat yang tak terbatas hanya bagi pelakunya (amalan muta'addi). Sementara itu, salat malam hanya memberikan manfaat yang terbatas hanya bagi pelakunya (amalan lazim). Prinsip ini mengajarkan bahwa amal yang memberikan manfaat yang meluas adalah lebih utama daripada amal yang manfaatnya hanya terbatas bagi pelakunya.

Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan mematuhi orang tua. Bakti kepada orang tua adalah salah satu kewajiban yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim. Allah Jalla Jalaaluh juga telah menegaskan dalam al-Quran bahwa kita harus berbuat baik kepada orang tua dan tidak boleh menyakiti mereka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala  berfirman dalam surah al-Isra',

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.[2]

Oleh karena itu, ketika orang tua meminta kita untuk melakukan sesuatu yang tidak melanggar aturan agama, sementara kita sedang melaksanakan amalan sunah, segera penuhi permintaan mereka dan tunda amalan sunah tersebut untuk sementara waktu.

Allah Jalla Jalaaluh lanjutkan dengan ayat berikut,

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."[3]

Dengan melakukan hal ini, kita tidak hanya mendapatkan pahala yang besar dari Allah Jalla Jalaaluh, tetapi juga membuktikan rasa cinta dan hormat kita kepada orang tua. Semoga kita semua dapat menjadi anak yang berbakti dan selalu mengutamakan kebahagiaan orang tua di atas segalanya. Aamiin.

Wallahu a'lam bishawab.
Cukup sampai di sini dulu... Baarakallahu fiikum.

***
Sumber Artikel: ronalabiyyu.my.id
Penyusun: Admin

[1] Hilyatul Auliya 3/150
[2] Quran Surat al-Isra' 23
[3] Quran Surat al-Isra' 24